Cacing Pemakan Tulang

BANGKAPOS.COM, SAN DIEGO – Cacing pemakan tulang atau sering disebut cacing zombie telah lama membuat ilmuwan bertanya-tanya. Fauna ini tak punya mulut, saluran pencernaan maupun anus, tapi bisa makan tulang. Riset terbaru menunjukkan bahwa cacing ini ternyata memiliki senjata kimia.

Dr Signid Katz dari Scripps Institution of Oceanography, University of California San Diego mempelajari organ serupa akar yang dimiliki oleh cacing ini. Ia mempresentasikan hasil risetnya pada pertemuan tahunan Society for Experimental Biology 2012 di Salzburg Austria. Katz menemukan bahwa organ serupa akar tersebut mampu mengeluarkan senjata kimia berupa enzim yang bersifat asam. Asam inilah yang berfungsi “mencerna” tulang sehingga dapat diserap oleh cacing famili Osedax ini.

 

“Asam ini disekresikan lewat kulit dari bagian serupa akar,” kata Katz seperti dikutipBBC,Jumat(29/6/2012).

“Sel kulit pada area adalah sel yang sangat panjang dan bagian atasnya memiliki tonjolan yang memperluas permukaan serap beberapa kali lipat, sehingga banyak asam yang bisa dikeluarkan,” tambah Katz.

 

Lemak dan zat lain yang ada di dalam tulang selanjutnya dibawa ke dalam tubuh cacing dan dicerna. Terungkap lewat penelitian sebelumnya bahwa pencernaan nutrisi cacing ini dibantu oleh bakteri yang bersimbiosis dengannya. Cacing zombie ini ditemukan pertama secara tak sengaja pada tahun 2002 oleh Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI). Fauna ini hidup di tempat dimana tulang belulang paus dan ikan banyak ditemukan.

Saat ini, sudah ada 17 spesies famili Osedax yang ditemukan. Selama 10 tahun terakhir, riset tentang fisiologi, nutrisi, cara pengambilan nutrisi dan simbiosis dengan bakteri telah dilakukan.

“Fakta bahwa kita sekarang mengetahui bagaimana ia mempenetrasi tulang adalah satu langkah maju bagaimana kita memahami fungsi dari simbiosis yang dimiliki,” jelas Katz.

Sumber : BBC

E-learning

E-learning

 

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi  banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Pendidikan formal dan non formal dapat menikmati fasilitas teknologi informasi dari yang sederhana sampai kepada yang canggih. Teknologi komputer dan internet, mulai dari perangkat lunak maupun perangkat keras memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran para peserta didik.

Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi,  namun juga fasilitas multi media yang dapat membuat belajar lebih menarik melalui visual secara interaktif.Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini.

Cyber atau electronic learning(E-Learning) pada hakekatnya belajar, atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Teknologi belajar seperti itu bisa juga disebut sebagai belajar atau pembelajaran berbasis Web(web based instruction).Era globalisasi atau era informasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi proses perubahan antar negara, antar bangsa, antar budaya, tanpa mengenal batas dan waktu . Pengaruh era globalisasi ini semakin terasa, teruama dengan semakin banyaknya saluran informasi yang tersedia baik cetak maupun elektronik, serta pesatnya perkembangan dalam bidang pendidikan .

Demikian juga dengan perkembangan proses belajar kimia saat sekarang ini. Guru kimia diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman dalam proses pembelajarannya agar menarik baik secara visual maupun interaktif . sekarang ini telah banyak guru – guru atau staf pengajar yang mulai memix proses pembelajarannya dengan menggunakan metoda e- learning . contohnya saja , online school , buku BSE yang dalam bentuk software yang bisa di download , pembelajaran dengan melibatkan facebook , atau blog . namun , sebelum kita membahas lebih jauh , lebih baik kita mengetahui dulu apa sebenarnya e – learning itu , dan apa untungnya menggunakan  metoda e – learning .

Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan E-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.

Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau E-Learning didefinisikan sebagai berikut : E-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).

Rosenberg (2001) menekankan bahwa E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat E-Learning.

Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebahagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara synchronously (pada waktu yang sama) ataupun asynchronously (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk discussion group dengan bantuan profesional dalam bidangnya.

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan E-Learning yaitu kelas ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran E-Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.Suasana pembelajaran E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri.

Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan filosofis E-Learning sebagai berikut:

  • Pertama, elearning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
  •  Kedua, E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
  • Ketiga, E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
  • Keempat, Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Sedangkan Karakteristik E-Learning antara lain:

  • Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik  di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
  •  Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
  • Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
  • Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Untuk dapat menghasilkan E-Learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem E-Learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem E-Learning-nya.

Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).

Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

ada prinsipnya e-learning dalam pembelajaran komputer adalah sebagai berikut:

  1. Tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara pendidik dan peserta didik terutama dalam hal waktu dan ruang.
  2. Pendidik dan peserta didik tidak harus berada dalamsatu dimensi ruang dan waktu.
  3. Proses pendidikan dapat berjalan kapansaja.
  4. Merupakan penyampaian informasi komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
  5. Menyediakan seperangkat alat yang bisa memperkaya nilai belajar secara konvensional, sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan global.
  6. Prinsip belajar siswa aktif (Student active learning), prinsip belajar partisipatorik (Participation learning), prinsip mengajar yang reaktif (Reaktive teaching).

Secara singkat, e-learning memberikan manfaat sebagai berikut :

  • Fleksibel

E-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa dilakukan dari mana saja baik yang memiliki akses ke Internet ataupun tidak. Bagi yang tidak memiliki koneksi internet, e-learning didistribusikan melalui movable media spe CD/DVD. Di samping itu pembelajar saat ini dapat pula memanfaatkan mobile technology seperti notebook, pda, atau telepon selular untuk mengakses e-learning. Fleksibiltas di dukung juga karena saat ini berbagai tempat sudah menyediakan sambungan internet / hot spot gratis menggunakan wi-fi atau wimax.

  • Belajar Mandiri

E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar. Pembelajar bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email, chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Bisa juga membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di LMS (Learning Management System).

  • Efisiensi Biaya

Banyak efisiensi biaya bisa didapatkan dengan e-learning. Bagi penyelenggara, dalam hal ini universitas misalnya, biaya yang bisa dihemat antara lain :

  • Biaya administrasi pengelolaan (biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya dosen pengajar dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan selama pelatihan),
  • Penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan ruang kelas, kursi, papan tulis, LCD player, OHP).

Bagi pembelajar, seperti dijelaskan di depan, efisiensi biaya transportasi dan akomodasi dapat diperoleh. Di sektor bisnis/korporat misalnya, apabila sebuah perusahaan skala nasional dengan cabang di bebagai propinsi akan memberikan pelatihan bagi karyawannya dari seluruh cabang di Indonesia. Berapa biaya transportasi dan akomodasi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan pelatihan tersebut ?. Para karyawan pun terpaksa harus meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti pelatihan. Berapa produktivitas yang hilang dengan mengikuti pelatihan secara konvensional. Dengan e-learning, material pelatihan dapat didistribusikan baik secara on-line maupun off-line ke seluruh cabang yang ada.

Jadi , Memasuki abad ke -21 pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik agar dapat hidup dalam situasi baru yang muncul dalam diri dan lingkungannya. Dengan kondisi seperti itu diperlukan kemampuan belajar bagaimana belajar(learning how to learn), kemampuan tersebut dapat dicapai dengan empat pilar pendidikan yang diajukan UNESCO dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan. Pilar tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.

Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan tersebut, dikembangkan kompetensi-kompetensi yang berguna bagi kehidupan peserta didik dimasa depan, yaitu kompetensi keagamaan, ekonomi, sosial, pengembangan diri. Format-format pendidikan yang mungkin tersedia di  abad ke-21 yaitu Cyber( E- Learning) yang merupakan belajar atau pembelajaran  melalui pemanfaatan teknologi komputer dan atau internet, open/distance learning yaitu model belajar jarak jauh, dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu tempat dan waktu yang sama, serta tidak bertatap muka secara fisik langsung. Diharapkan guru kimia bisa mengaplikasikan e-learning sebagai pembaharuan metoda dan media pembelajaran , agar mengikuti zaman dan tak monoton seperti biasanya .

Daftar Pustaka

http://www.alim-bahri.blogspot.com/manfaatelearning-dalam-pengajaran.html

bima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/…/makalah-baban-dastekom.html

http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html

http://e-learning.stainbone.ac.id

www.ipi.or.id/elearn.pdf

http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html

http://www.wikipedia.org

/wiki/Pembelajaran_elektronik.htmlfile.upi.edu/…NIA_SUTISNA/inovasi_MAKALAH_ELearning.pdf